Kali ini aku mau bercerita tentang sekelompok orang yang saling berbeda satu sama lainnya… namun dari perbedaan itu lahirlah sebuah kesatuan tak terpecahkan meski selalu didera masalah yang tak kunjung hilang dari setiap hari yang datang..
Ini kisah tentang 30 orang anak yang secara mengejutkan terkumpul jadi satu di dalam sebuah “Rumah” berukuran sekitar 25 meter persegi…
Latar belakang mereka berada di sana juga sangat beragam, ada yang “nyasar” karena seharusnya dia masuk ke Bahasa (Bahagia Selamanya) dan ternyata dia malah masuk ke IPA (Ilmu Pemerasan otak Anak), ada juga yang ingin masuk IPS (Ilmu Paling Santai) tapi karena dorongan sosial yang begitu kuatnya dari orang tua dan orang sekitar, hingga akhirnya mereka nyasar ke sini …. Tapi jangan salah, ada juga beberapa orang yang dari awal pengen masuk ke sini (Pasti mereka semua kepalanya tahan banting… hahaha)
Anyway,dari semua latar belakang yang berbeda beserta sifat antara satu sama lainnya yang juga sangat berbeda, kami secara perlahan menjadi satu…
Awal masuk “Rumah”, semuanya pada DIEM, JAIM, GAK ADA SATU ORANG PUN YANG MAU BUAT HEBOH (Jar orang banjar tuh muhanya karas…. wkwkwk). Namun perlahan ke 30 orang anak tersebut mulai menemukan kesamaan antara satu sama lainnya dan kemudian membentuk kelompok-kelompok kecil berangotakan 2 sampai 7 orang yang semuanya punya satu kesamaan yang sanggup “mengikat” mereka dan menjauhkan segala perbedaan.
Ada yang berkumpul hanya dikarenakan mereka berasal dari tempat yang sama, ada yang gara-gara rumahnya saling berdekatan, ada yang sifatnya kurang lebih sama jadi bisa klop satu sama lainnya, dan ada juga yang satu hobi, satu pikiran, serta yang paling penting, satu kesatuan dalam hal-hal kipuh. Dan begitulah,, satu tahun pertama dihabiskan untuk memperkokoh kelompok kecil tersebut..
Namun satu tahun itu berlalu dengan sangat lama..
Kami sempat marasakan bagaimana ganasnya MATEMATIKA ajaran bapak Suroto (yang lebih dikenal sebagai bapak TERORRIST),, dimana dalam setiap pelajaran yang diajarkannya gak ada satu pun ilmu yang masuk ke kepala murid yang polos dan lugu seperti kami ini, semuanya melongo ibarat kebo di sawah tiap kali bapaknya menjelaskan (Sebenarnya jadi kebo di sawah mungkin akan jauh lebih enak daripada dengerin penjelasan bapaknya..). Alhasil, bisa dipastikan bahwa di setiap ulangan, gak ada satu pun orang yang bisa “Selamat” dari cengkeraman, dan keganasan soal bapak Suroto.
Bukan hanya itu, cara beliau mengawasi ulangan juga sangat menarik dan khas. Bahkan dia adalah satu-satunyaorang yang punya cara ini. Karena setelah gagal mencoba menggunakan jurus “MATA DEWA” yang ibarat Byakugan milik Neiji, bisa melihat ke sagala arah dalam waktu bersamaan dan mencegah orang “melirik” rumus. (padahal biarpun lihat rumus juga gak bisa jawab). Kali ini bapak suroto yang perkasa memakai jurus jitu berjudul “SIKSAAN NERAKA”…
Cara kerjanya adalah :
1. Bapak Suroto memasuki ruangan dengan setumpuk soal ulangan dan sebuah tas berisi laptop
2. Bapak Suroto membagikan kertas soal
3. Sebelum memulai ulangan, bapak Suroto mengajak berdoa dan mengucapkan kalimat “selamat mengerjakan, silahkan jawab dengan jujur karena Allah maha melihat”
4. Ulangan dimulai
5. Bapak Suroto duduk diam di meja guru dengan mata HANYA MENGHADAP KE LAPTOP.
6. Bapak suroto memutar suara orang yang sedang membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an dari laptopnya.
7. Bapak Suroto menutup matanya
Hasilnya adalah :
1. Semuanya pada melongo di awal ulangan, bukan karena gak bisa jawab, tapi karena bingung dengan cara bapaknya mengawasi
2. Semua “SETAN ULANGAN” yang ada pada diri kami lenyap dalam seketika.
3. Kelas jadi seperti kuburan yang hening tanpa suara
4. Gak ada satu pun orang yang nyontek atau ngelirik jawaban teman pada saat itu
SALUT !!!!!
Semua itu belum termasuk fakta bahwa bapaknya SANGAT-AMAT-LUAR BIASA-SUKA-untuk berceramah agama-SEKALI (sebenarnya ini juga salah satu alasan kenapa bapaknya dapet julukan BAPAK TERRORIST…). Cukup pancing dengan sebuah pertanyaan sederhana dan dua jam pelajaran akan habis untuk membahas AGAMA ISLAM. Sebenarnya hal ini tak jarang dimanfaatkan oleh OKNUM-OKNUM TERTENTU yang “tidak bertanggung jawab” (Saya salah satunya… whahahahaha) untuk menghentikan bapak Suroto dari aktivitas mengajarnya. Mungkin mereka berpendapat bahwa ceramah AGAMA selama 2 jam jauh lebih baik daripada ceramah MATEMATIKA yang walaupun berlangsung dalam kurun waktu yang sama namun terasa bagaikan SATU HARI PENUH. Dan yakinlah bahwa selama “Satu Hari Penuh” tersebut, otak anda akan lebih banyak diisi oleh berbagai pikiran lain seperti bayar hutang, kapan waktu makan, kapan waktu istirahat, dan KAPAN AKU KELUAR DARI SIKSAAN INI ????!!!
Untungnya bukan Cuma kami yang merasakannya, tahu nggak ! selama sejarah hidupku, ini adalah kali pertama dimana dalam sebuah ULANGAN SEMESER, Gak ada satu pun orang yang nilainya mencapai batas tuntas… maksudku bukan Cuma kelasku, tapi SELURUH KELAS IPA !!!! (Busyet nih orang… Ajaib kan) :D
Dan bagaikan seorang artis yang telah ditunggu-tunggu oleh para wartawan dan juga fans-fansnya, beberapa hari setelah ulangan bapak Suroto akan melenggok masuk ke sekolah dengan sepeda motor khas miliknya. Di dalam sekolah dia sudah ditunggu oleh hampir seratus orang anak yang telah menanti dengan sabar sejak pagi. Buat apa lagi kalo bukan REMEDIAL MASSAL…
Sebenarnya di tahun pertama ini juga terjadi banyak hal seperti beny yang secara ajaib bisa mencapai batas tuntas dalam ulangan matematika semester kedua walaupun Cuma dia yang remedial bahasa inggris di kelas kami, permainan bulu tangkis yang berujung pecahnya sebuah kaca, permainan lempar bola kertas di kelas yang “menewaskan” banyak korban, dan lain lain sebagainya.
Tapi aku bingung gimana harus menceritakannya…. Tunggu postinganku berikutnya aja deh….
Hahahahahaha
CATATAN :
Buat bapak Suroto, mohon maaf kalo bapak bakalan TESADAKAN karena saya bahas tuntas disini.
Peace ya pak …. :D